MANGGARAI, AntarNews – Ribuan massa berdiri menggelar malam Seribu Lilin dan menggelar doa malam di Natas Labar Motang Rua Kota Ruteng, berlangsung pada Selasa, (2/09/2025).
Doa malam yang bertajuk ‘Doa Damai dari Manggarai untuk Indonesia’ sebagai respons atas gejolak demonstasi yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sepekan terakhir.
Tampak ribuan massa yang hadir memejamkan mata, berdoa dengan khusyuk sembari memegang erat lilin di tangan.
Dalam orasi kebangsaannya, bupati Manggarai Herybertus Nabit memberikan pesan penting kepada seluruh massa yang hadir terkait situasi nasional saat ini usai menggelar doa bersama.
Penyalaan seribu lilin ini, kata bupati Hery Nabit, tidak bermaksud untuk membungkam suara kritis warga maupun kelompok mahasiswa dalam menyikapi situasi nasional, tetapi merupakan energi positif dari Manggarai untuk Indonesia.
“Pemerintah Kabupaten Manggarai tidak pernah memiliki sedikitpun niat untuk membungkam suara kritis masyarakat karena negara dan rakyat ibaratkan sebagai “rumah dan penghuni, sementara pemerintah adalah pengurus rumah yang bertanggung jawab,” ucap bupati Hery Nabit.
Pemerintah hadir jelasnya untuk memastikan bahwa rumah memberikan keteduhan dan manfaat bagi setiap penghuninya.
Jika ada hal-hal yang belum maksimal dilakukan oleh Pemerintah, ia mengajak semua pihak untuk membicarakannya dengan baik.
“Bahwa dalam perbedaan, kita tetaplah saudara. Meski perbedaan yang paling ekstrim sekalipun, kita tetap bagian dari rumah besar Manggarai, rumah besar Indonesia Raya,” tegas Bupati Hery Nabit.
Narasi ini bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan cerminan dari visi misi kepemimpinannya untuk membangun Manggarai yang lebih cepat melalui kolaborasi, transparansi, dan partisipasi aktif masyarakat.
Pembangunan yang dicita-citakan di Manggarai, menurut dia, harus menjadi komitmen bersama antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, di mana setiap suara dihargai dan didengar.
“Kita mencintai Indonesia dengan cara-cara yang damai. Mencintai Indonesia, mencintai Manggarai dengan cara yang sederhana yaitu menjaga kedamaian,” jelasnya.
Ia pun meyakini, demonstrasi dan apapun bentuk aspirasi yang disampaikan adalah ekspresi masyarakat dan perwujudan rasa memiliki Manggarai dan Indonesia.




























