Manggarai, AntarNews.net- Kabupaten Manggarai mencatat kinerja ekonomi yang impresif pada tahun 2025 dengan menempati posisi kedua tertinggi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hingga November 2025, pertumbuhan ekonomi Manggarai mencapai 5,70%, berada tepat di bawah Kabupaten Manggarai Barat yang memimpin dengan angka 8,02%.
Capaian ini menegaskan bahwa perekonomian Manggarai tetap solid di tengah berbagai tantangan fiskal nasional.
Berdasarkan data KPPN Ruteng, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai mencapai 5,70% hingga November 2025, hanya berada di bawah Kabupaten Manggarai Barat yang mencatat 8,02%.
Hal ini disampaikan Kepala KPPN Akhmad Zainuddin dalam konferensi pers di Aula Sinergi KPPN Ruteng, Rabu, 27/11/2025.
Capaian ini bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi Kota Kupang dan kabupaten lain di provinsi NTT.
Akhmad menjelaskan bahwa pertumbuhan positif ini didorong terutama oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh antara 3,57% hingga 4,65%.
“Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat masih cukup baik, sehingga permintaan domestik tetap terjaga,” ujarnya.
Berdasarkan data resmi yang dipaparkan dalam konferensi pers tersebut, realisasi anggaran hingga 26 November 2025 tercatat mencapai Rp4,21 triliun atau sebesar 86,17% dari total pagu anggaran.
Realisasi tersebut terdiri dari dua komponen utama, yakni Belanja Pemerintah Pusat (BPP) yang telah terealisasi sebesar Rp682,43 miliar atau 78,39%, dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp3,52 triliun atau 87,86%.
Pencapaian ini menunjukkan efektivitas pelaksanaan program pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik di wilayah Manggarai Raya dan Kabupaten Ngada.
Akhmad menyampaikan realisasi APBN tahun 2025 meningkat 0,74% dibanding tahun sebelumnya. Namun, belanja K/L turun 3,31% akibat pagu blokir sebesar Rp81,40 miliar yang menghambat pengadaan barang/jasa. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi regional Manggarai Raya dan Ngada tetap stabil.
“Sampai dengan November 2025, pagu blokir masih sebesar Rp81,40 miliar atau 9,35% dari alokasi dana,” ujar Akhmad.
Menurut Akhmad, meski ada pagu yang diblokir blokir, namun pertumbuhan ekonomi regional Manggarai Raya dan Ngada tetap solid. Data BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2025 di semua kabupaten berkisar antara 4,53% hingga 8,02%.
Ia menambahkan, untuk menjaga daya beli masyarakat tetap stabil, pemerintah terus menggelontorkan berbagai program perlindungan sosial.
“Sampai dengan 26 November 2025, pemerintah telah menyalurkan Bantuan Sosial Yatim Piatu sebesar Rp3,13 miliar dan Program Keluarga Harapan sebesar Rp238,45 miliar,” ungkapnya.
Bantuan ini, lanjut Akhmad, menjadi instrumen penting dalam menjaga konsumsi masyarakat agar tetap tinggi, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi regional di tengah berbagai tantangan fiskal.
Hingga 26 November 2025, pemerintah juga telah menyalurkan berbagai bantuan sosial dan program pemberdayaan ekonomi, antara lain Bansos Yatim Piatu, PKH, BPNT, BLT Dana Desa, serta program padat karya. Total anggaran bantuan mencapai ratusan miliar rupiah.
Selain itu, dukungan bagi UMKM juga disalurkan melalui pembiayaan UMi sebesar Rp89,41 miliar untuk 17.507 debitur dan KUR sebesar Rp501,84 miliar untuk 13.199 debitur.
Program ini diharapkan mendorong produksi, mengurangi pengangguran, dan memperkuat perekonomian daerah.***




























