MANGGARAI TIMUR, AntarNews– Tim sepak bola Kota Komba Utara (KKU) harus menelan pil pahit usai di bantai oleh Lamba Leda Utara (Laut) dalam perhelatan piala Bupati Cup tahun 2025.
Pertandingan yang berlangsung sengit antara kedua tim ini berlangsung di lapangan sepak bola Wukir, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Senin, 22/09/2025
Pada pertandingan tersebut Kota Komba Utara harus tunduk usai kalah dengan dengan skor telak 4-1 atas lawannya Lamba Leda Utara.
Kekalahan telak Kota Komba Utara menjadi tamparan keras bagi semua pengurus tim yang dinilai gagal total dalam mengelola potensi semua atlet sepak bola yang berada di wilayahnya.
Kota Komba Utara yang dikenal dengan daerah yang sering kali membuka turnamen besar di Manggarai Timur, seketika di buat tak berdaya oleh para pemain Lamba Leda Utara.
“Dua turnamen besar tahunan seperti Golo Meni dan Ketang Cup seharunya menjadi ikon baru untuk menyeleksi para pemain sehingga menjadi bekal tim Kota Komba Utara dalam menghadapi turnamen bergengsi seperti Bupati Cup Manggarai Timur,” kata salah satu Masgibol Kota Komba Utara, Selasa, 23/09/2025.
Tak hanya itu, kritikan pedas juga mulai bermunculan setelah proses seleksi pemain di Kota Komba Utara disebut penuh permainan kotor seperti tidak transparan, penuh kepentingan, dan hanya mengakomodasi pemain dari sekitar Mukun, sementara talenta hebat dari desa lain diabaikan.
“Ini bukan sekadar kalah, ini pelecehan terhadap semua bakat muda di Kota Komba Utara. Kalau seleksi dilakukan jujur dan profesional, kita bisa punya tim yang disegani, bukan jadi bahan tertawaan seperti sekarang,” tegas salah satu penikmat sepak bola Kota Komba Utara.
Bahkan, beberapa masyarakat menduga “titipan pemain” menjadi faktor utama lemahnya skuad. Pemain yang seharusnya mengisi tim malah digeser demi kepentingan kelompok tertentu, menghancurkan semangat sportivitas sejak awal.
Sementara Sekretaris Camat, Hironimus Toi, yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, justru mengakui lemahnya persiapan tim dan mengaku terkendala anggaran.
“Betul ase (adik), persiapan kita kurang mantap dan tidak ada alokasi khusus anggaran di tingkat kecamatan. Kami minta maaf, dan harapannya di sisa dua laga terakhir kita bisa meraih kemenangan,” jelasnya.
Namun, pengakuan ini justru memicu kemarahan para pecinta bola. Banyak yang menilai masalah utama bukan sekadar dana, melainkan niat dan komitmen.
“Kalau dana jadi alasan, kenapa turnamen di Ketang dan Mukun bisa megah setiap tahun?. Ini soal kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, bukan soal uang,” tegas salah tokoh mudah peduli sepak bola di KKU.
“Dengan kekalahan ini, jajaran pengurus sepak bola Kota Komba Utara perlu mengevaluasi, agar kedepannya tim sepak bola Kota Komba Utara bukan hanya sebagai pelengkap tetapi akan menjadi tim yang akan diperhitungkan,” tambahnya.***



























