MANGGARAI, AntarNews – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Manggarai menggelar kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) ke-III, salah satu agendanya adalah pemilihan ketua untuk periode 5 tahun yang akan datang.
Dalam kesempatan itu, Bupati Manggarai, Herybertus Nabit hadir langsung dan membuka secara resmi kegiatan musyawarah daerah di Aula GUT Lantai 5 Unika Santu Paulus Ruteng.
Turut hadir unsur Forkopimda Kabupaten Manggarai, Ketua dan pengurus DPW PPNI NTT, Ketua dan pengurus DPD PPNI Manggarai periode 2018 – 2023 serta ratusan perawat se-kabupaten Manggarai, pada Senin, 12 Mei 2025.
Bupati Hery Nabit dalam sambutannya mengatakan kerjasama yang baik akan menghasilkan hal-hal yang baik pula. Soal ada dinamika, itu adalah hal yang wajar.
“Persoalan dinamika itu adalah hal yang wajar. Pilkada sudah selesai, mari kita memulai dengan semangat yang baru,” tuturnya.
“Mulai hari ini kita harus memberikan pelayanan baik terhadap masyarakat, karena masyarakat saat ini sudah berubah dan terus berkembang. Maka dari itu kita harus terus belajar, tidak hanya soal ilmu teknis tapi juga soal komunikasi. Kita dituntut untuk berkembang,” tuturnya lagi, pada Senin, 12 Mei 2025.
Lanjut dia, Organisasi PPNI tentu sangat mendukung peningkatan sumber daya manusia atau SDM, karena itu berhubungan langsung dengan kualitas pelayanan.
“Kita harus mulai berhati-hati, kelihatan dunia ke depannya manusia harus bersaing dengan teknologi atau mesin. Kita lihat saja perkembangan AI atau Artificial Intelligence begitu pesat dan ini tentu berdampak terhadap tenaga kerja manusia. Salah satu caranya adalah tingkatkan kompetensi, karena yang tidak bisa digantikan oleh teknologi adalah pendekatan-pendekatan humanis,” tutur Bupati Hery Nabit.
Gaya Hidup dan Toxic
Bupati Manggarai ini pun mengungkapkan bahwa negara ini bisa membiayai hidup kita, tapi negara tidak bisa membiayai gaya hidup. Artinya semua hal harus dibatasi oleh pendapatan kita.
“Kalau kita bicara soal uang tentu tidak akan pernah selesai,” terangnya.
Ia juga menekankan soal toxic atau racun. Menurutnya, jangan menjadi toxic untuk organisasi.
“Saya misalkan kalau kita datang ke kantor dengan segala beban atau masalah, maka itu akan bisa membebani orang lain atau mempengaruhi orang lain di kantor tersebut,” terang Bupati Hery Nabit.
“Dalam hidup ini ada aturan dan kehidupan kita ini dibatasi oleh nilai-nilai etika. Saya juga ingin menekankan kepada kita semua tentang kesabaran. Ketika ada persoalan, terkadang atasan kita sedang berupaya mencari cara untuk menyelesaikan setiap persoalan. Kita juga harus bersabar,” tambah Bupati Kader partai PDI Perjuangan tersebut.




























