NASIONAL

Dorong Ekonomi Pesisir, PLN UIP Nusra dan Politeknik KP Kupang Perkuat Budidaya Rumput Laut Unggul di Lifuleo

×

Dorong Ekonomi Pesisir, PLN UIP Nusra dan Politeknik KP Kupang Perkuat Budidaya Rumput Laut Unggul di Lifuleo

Sebarkan artikel ini

Kupang, AntarNews.net- PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Kupang terus memperkuat komitmen dalam memberdayakan masyarakat pesisir.

Melalui kegiatan diseminasi dan monitoring budidaya rumput laut dengan metode seleksi varietas (Selvarula), kedua pihak berkolaborasi untuk meningkatkan produktivitas petani rumput laut di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Desa Eco-Bahari, sebuah inisiatif strategis untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat di wilayah ring 1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timor 1.

Program ini tidak hanya berfokus pada pengembangan ekonomi, tetapi juga mengedepankan pendekatan ilmiah dan ramah lingkungan.

Diseminasi yang dilakukan kali ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan dan pemantauan sebelumnya.

Berdasarkan hasil evaluasi lapangan, ditemukan kendala pada bibit rumput laut lokal di perairan Lifuleo, baik dari sisi genetika maupun lingkungan.

Untuk mengatasinya, tim Politeknik KP Kupang menerapkan metode seleksi varietas bertahap, di mana bibit unggul dengan pertumbuhan cepat dan ketahanan tinggi terhadap penyakit dipilih secara sistematis.

“Kami melakukan peremajaan bibit lokal melalui seleksi varietas agar produktivitas meningkat signifikan tanpa harus mendatangkan bibit dari luar daerah,” jelas Rafiqah Pratiwi, salah satu tim pendamping lapangan dari Politeknik KP Kupang.

Pada tahap awal, dilakukan seleksi generasi pertama (G1) dari 800 titik tanam di perairan Lifuleo. Dari jumlah tersebut, sekitar 150 ikat rumput laut dipilih kembali berdasarkan hasil pertumbuhan terbaik untuk dijadikan bahan bibit generasi berikutnya.

Setelah 30 hari masa tanam, hasil panen generasi pertama menunjukkan peningkatan signifikan dengan bobot rata-rata di atas 100 gram per ikat.

Rafiqah menambahkan, metode seleksi ini akan terus berlanjut hingga Februari 2026, dengan siklus seleksi berlangsung selama tiga generasi.

Diharapkan, proses berkelanjutan ini akan menghasilkan kebun bibit unggul yang dapat dimanfaatkan oleh para petani di Lifuleo dan sekitarnya.

“Kami optimistis dalam 30 hari ke depan bobot rumput laut akan meningkat lebih besar lagi. Dari situ, akan terbentuk kebun bibit unggul yang bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat pesisir,” ujarnya.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rumput laut lokal dari perairan sekitar PLTU Timor 1 memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Kondisi arus laut, salinitas, dan pencahayaan di perairan Lifuleo dinilai sangat mendukung pembentukan strain rumput laut unggul yang tahan penyakit sekaligus memiliki daya tumbuh tinggi.

Selain itu, program Selvarula juga berfungsi sebagai wadah transfer pengetahuan. Para petani dibekali pemahaman tentang prinsip dasar pemuliaan, teknik seleksi, pencatatan data pertumbuhan, hingga metode panen efisien.

Dengan kemampuan tersebut, masyarakat pesisir diharapkan mampu melakukan peremajaan bibit secara mandiri di masa depan.

Sementara General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Rizki Aftarianto, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PLN dalam mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir melalui inovasi berbasis riset.

“Seleksi varietas rumput laut ini adalah investasi jangka panjang yang akan memberi dampak langsung bagi kesejahteraan petani pesisir. Infrastruktur listrik yang kami bangun di Pulau Timor harus sejalan dengan kehidupan yang tumbuh di laut Lifuleo,” ungkap Rizki.

Ia juga menambahkan, PLN UIP Nusra akan terus memperkuat kolaborasi lintas sektor agar program berbasis ilmu pengetahuan seperti Selvarula dapat diperluas ke wilayah pesisir lainnya di Nusa Tenggara.

Dengan langkah tersebut, PLN berharap masyarakat pesisir tidak hanya menjadi penerima manfaat pembangunan energi, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam ekonomi biru berbasis inovasi dan keberlanjutan.***