Manggarai, AntarNews – Sebanyak 45 guru dan 690 siswa/siswi akan membawakan Sae Gasing atau Tarian Gasing dalam perayaan HUT ke 80 RI di Natas Labar
Irna Aburman selaku Koreografer Sae Gasing mengatakan, guru dan siswa/siswi SD yang berasal dari satuan pendidikan tingkat SD se-Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai ini, akan membawakan Tarian Gasing saat atraksi budaya.
“Gladi bersih telah berlangsung beberapa hari sebelumnya. Kami mau menunjukkan persiapan yang matang untuk memastikan penampilan yang terbaik saat acara puncak,” katanya saat ditemui media ini, Sabtu (16/8/25).
Irna menjelaskan kehadiran Sae Gasing di Natas Labar bukan sekedar hiburan semata, tapi tarian yang diciptakan beberapa bulan lalu ini, terinspirasi dari program unggulan Bupati Manggarai dalam meningkatkan Numerasi yakni Metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menyenangkan).Irna menilai, program yang sedang diterapkan di tingkat SD/SMP, berhasil meningkatkan rapor pendidikan Kabupaten Manggarai.
“Kita tahu bahwa Metode Gasing ini adalah program unggulan Pak Bupati untuk meningkatkan Numerasi. Program ini telah membawa perubahan yang sangat signifikan yang mana berdasarkan Assesmen Nasional rapor pendidikan kita saat ini mencapai 73,53 Persen dibandingkan tahun 2024,” jelasnya.
Dalam suasana yang penuh khidmat, lanjut dia, Tarian Gasing ini diperkirakan akan menjadi momen yang paling dinanti oleh para tamu undangan serta masyarakat Kabupaten Manggarai yang mengikuti acara tersebut.
Formasi Sae/Tarian Gasing
Lebih lanjut Irna menjelaskan, terdapat beberapa formasi dalam tarian gasing tersebut. Formasi ini menyiratkan filosofi pendidikan yang juga ada dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Manggarai.
“Semua komposisi dalam tarian ini, berhubungan dengan pendidikan. Karena filosofi ‘ Titong, Toing, Toming’ adalah filosofi dasar dari pendidikan dalam budaya Manggarai,” katanya.
Adapun formasi dalam tarian ini adalah,
Pertama Formasi Lodok. Formasi ini melambangkan persatuan yang dalam budaya Manggarai biasa disebut Nai Ca Anggit Tuka Ca Leleng.
“Seluruh lapisan masyarakat harus bersatu dalam menyukseskan program Gasing ini dan program lain pemerintah yang berhubungan dengan pendidikan,” jelasnya.Kedua Formasi Bulatan.
Formasi ini menyerupai Compang yang artinya bahwa pendidikan di Kabupaten Manggarai sedang berkembang.
Dia mengungkapkan, gerakan ini mau menunjukan filosofi dalam budaya Manggarai yakni ‘Tebar Wua, Wecak Wela – Cing Ngger Sili, Wela Ngger Peang – Sili-Sili Ci’ing, Peang-Peang Wela’ yang artinya berkembangnya pengetahuan itu seiring dengan perkembangannya jaman.
Ketiga Formasi Rumah. Formasi ini menggambarkan bagaimana rumah menjadi lambang perlindungan bagi anak.
“Rumah itu bisa sekolah, rumah itu orangtua serta rumah itu adalah orang lain yang juga berkewajiban untuk menjaga anak-anak. Karena rumah adalah tempat atau sekolah mereka dididik untuk menjadi cerdas,” jelasnya.
Keempat Formasi Angka. Formasi angka 80 pada penampilan terakhir dipilih sebagai ucapan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia.
Menurut dia, HUT ke 80 Republik Indonesia adalah usia yang bukan muda lagi. Namun usia baru ini dengan program-program pemerintah khususnya di Bidang Pendidikan bisa menghantarkan generasi Indonesia.
“Kami yakin bahwa program unggulan Pemda Manggarai salah satunya Metode Gasing bisa menghantar anak-anak menuju Generasi Emas Manggarai Indonesia,” tutupnya.




























